Rabu, 03 Februari 2010

Bursa Mobil Lesehan Khas Yogya


LUAR BIASA. Itulah kata yang mungkin bakal terucap kala kita pertama kali mendatangi Stasiun TVRI Yogyakarta pada Ahad pagi. Kompleks stasiun televisi yang sehari-hari tampak sepi itu berubah menjadi pasar, bahkan membuat Jalan Raya Magelang-Yogya di depannya macet.

Maklum, di kompleks TVRI Yogya ini tiap akhir pekan berlangsung bursa mobil bekas. Namanya Otobursa. Ada seribuan mobil ditawarkan di sini. Ribuan pengunjung datang dan pergi.

"Otobursa buka pukul delapan pagi sampai setengah lima sore. Tapi, pada pukul sepuluh, pintu masuk peserta kami tutup karena tempat sudah penuh," kata Harwanto, petugas pendaftaran. Menurut dia, sejak pukul 05.30 WIB, peserta sudah mulai datang kendati lokasi belum dibuka.

Selasa, 02 Februari 2010

Ghadul Bashar, Kala Para Gadis Membuang Muka


BISA jadi orang masih kerap membayangkan Kampus Biru--julukan kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta--sebagai sebuah kampus yang romantis, tempat para mahasiswa bisa pacaran di sela-sela waktu kuliah. Terlebih pernah populer novel karya Ashadi Siregar yang lalu difilmkan yang juga memiliki latar cerita di sini: Cintaku di Kampus Biru.

Namun, jangan harap suasana seperti dalam film itu masih mendominasi keseharian di kampus perguruan tinggi negeri (PTN) tertua di Indonesia ini. Suasana ketika para mahasiswi memakai rok mini dan baju you can see serta dengan enjoy-nya pacaran itu kini makin sulit ditemui.

Penghuni Penjara Itu Berkeliaran di Jalanan


PULUHAN pasang mata memandangi lelaki bertampang sangar itu. Maklum, di belakang kaus hitamnya tampak jelas bertulisan "Tahanan 707 LP Cipinang". Namun, anak muda itu tak tampak terburu-buru melewati keramaian jalanan Malioboro, Yogyakarta. Sepeda motor yang ia naiki juga berjalan pelan.

Apakah anak muda tadi memang pelarian dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang? Ternyata bukan. Ia cuma salah satu pemuda iseng di Yogyakarta. Setelah era kaus lucu Dagadu, anak-anak muda di Kota Pelajar kini suka mengenakan kaus mbeling mirip seragam penghuni rumah tahanan itu.

Belut Goreng Kampung Soeharto


APA yang terkenal dari Kampung Kemusuk, Godean, Yogyakarta? Anda mungkin akan teringat pada tempat kelahiran Soeharto, presiden RI yang berkuasa 32 tahun. O.G. Roeder, penulis biografi Soeharto, Dari Prajurit Sampai Presiden (1969), mencatat Soeharto lahir di Kemusuk, Godean, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, kampung halaman Soeharto itu dikenal sebagai kawasan penghasil belut. Maklum, Kemusuk hingga kini masih dikelilingi sawah menghijau yang menjadi rumah alami jenis belut sawah (Monopterus albus). Tak mengherankan, Pasar Godean, yang terletak sekitar tiga kilometer utara kampung itu pun terkenal sebagai pusat makanan khas belut goreng.

Menggoreng Salak ala Haji Murtadho


SEBENTAR-SEBENTAR Murtadho beranjak ke ruang belakang rumahnya. Ia acap meninggalkan tamunya sendirian di ruang depan rumahnya yang asri dan bersih di tengah hamparan kebun salak, di Desa Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Maklum, sarjana hukum dari Universitas Darul Ulum, Jombang, ini 10 menit sekali mesti mengaduk salak yang digorengnya dalam wadah hampa udara (vacuum frying). Suhu wajan lonjong seukuran semeter di atas kompor gas itu harus dijaganya agar tak melewati 80 derajat Celsius. Sebab, menurut lelaki 41 tahun ini, jika suhu lebih tinggi, bakal mengubah aroma dan rasa salak nglumut, yang dikenal harum dan manis.